Selasa, 08 Januari 2013

MEMBUAT JADWAL WAKTU SHOLAT


Waktu sholat merupakan hal yang sangat penting diketahui oleh seluruh umat muslim. Terkadang kita sering kesulitan dalam mengetahui waktu sholat apabila kita berada di luar daerah tempat tinggal kita, terlebih bila kita berada pada lingkungan/daerah yang mayoritas bukan muslim. Untuk mengetahui jadwal waktu sholat sekaligus mencetaknya, ternyata dapat dilakukan dengan sangat mudah setelah saya mengunjungi http://www.al-habib.info/jadwal-shalat/jadwal-shalat-tahunan.htm. Melalui web tersebut kita cukup memasukkan lokasi tempat tinggal kita atau lokasi yang ingin diketahui jadwal sholatnya dan secara otomatis akan dibuatkan jadwal sholatnya secara lengkap. Kita dapat melihatnya saja atau mengunduhnya secara langsung, baik dalam bentuk pdf maupun Ms Excel. Contoh hasil unduhan jadwal sholat bulan Januari 2013 adalah sebagai berikut.


Jadwal Shalat Bulan Januari, 2013 M
Cianjur, Jawa Barat, Indonesia
Koordinat: (-6.81, 107.15). Zona Waktu: WIB (UTC+7). Arah Kiblat: -65° dari Utara.
Tanggal Imsak Shubuh Terbit Dhuha Zhuhr 'Ashr Maghrib 'Isya Jam Qiblat
01 04:05 04:15 05:34 06:04 11:58 15:23 18:13 19:28 (8:47)
02 04:06 04:16 05:35 06:05 11:58 15:23 18:14 19:28 (8:49)
03 04:06 04:16 05:36 06:05 11:59 15:24 18:14 19:28 (8:51)
04 04:07 04:17 05:36 06:06 11:59 15:24 18:15 19:29 (8:54)
05 04:08 04:18 05:37 06:06 12:00 15:24 18:15 19:29 (8:56)
06 04:08 04:18 05:37 06:07 12:00 15:25 18:16 19:29 (8:58)
07 04:09 04:19 05:38 06:07 12:01 15:25 18:16 19:30 (9:00)
08 04:09 04:19 05:38 06:07 12:01 15:25 18:16 19:30 (9:03)
09 04:10 04:20 05:39 06:08 12:02 15:26 18:17 19:30 (9:06)
10 04:11 04:21 05:39 06:08 12:02 15:26 18:17 19:30 (9:08)
11 04:11 04:21 05:40 06:09 12:02 15:26 18:17 19:31 (9:11)
12 04:12 04:22 05:40 06:09 12:03 15:26 18:18 19:31 (9:14)
13 04:12 04:22 05:41 06:10 12:03 15:27 18:18 19:31 (9:16)
14 04:13 04:23 05:41 06:10 12:04 15:27 18:18 19:31 (9:20)
15 04:14 04:24 05:42 06:11 12:04 15:27 18:18 19:31 (9:23)
16 04:14 04:24 05:42 06:11 12:04 15:27 18:19 19:32 (9:27)
17 04:15 04:25 05:42 06:12 12:05 15:27 18:19 19:32 (9:29)
18 04:15 04:25 05:43 06:12 12:05 15:27 18:19 19:32 (9:32)
19 04:16 04:26 05:43 06:12 12:05 15:27 18:19 19:32 (9:36)
20 04:16 04:26 05:44 06:13 12:06 15:27 18:19 19:32 (9:39)
21 04:17 04:27 05:44 06:13 12:06 15:27 18:20 19:32 (9:42)
22 04:18 04:28 05:45 06:14 12:06 15:27 18:20 19:32 (9:45)
23 04:18 04:28 05:45 06:14 12:06 15:27 18:20 19:32 (9:49)
24 04:19 04:29 05:45 06:14 12:07 15:27 18:20 19:32 (9:52)
25 04:19 04:29 05:46 06:15 12:07 15:27 18:20 19:32 (9:55)
26 04:20 04:30 05:46 06:15 12:07 15:27 18:20 19:32 (9:58)
27 04:20 04:30 05:47 06:15 12:07 15:27 18:20 19:32 (10:02)
28 04:21 04:31 05:47 06:16 12:08 15:27 18:20 19:32 (10:06)
29 04:21 04:31 05:47 06:16 12:08 15:27 18:20 19:32 (10:09)
30 04:22 04:32 05:48 06:16 12:08 15:27 18:21 19:32 (10:12)
31 04:22 04:32 05:48 06:16 12:08 15:27 18:21 19:32 (10:15)

Waktu shalat dihitung berdasarkan kriteria Kementerian Agama RI. Jam Qiblat adalah waktu ketika
matahari berada pada arah kiblat atau berlawanan arah dengannya (waktu dalam tanda kurung).
Dipersiapkan oleh: Alhabib Web Service - www.al-habib.info



Terima kasih kepada pengelola http://www.al-habib.info, semoga hal ini menjadi ibadah bagi kita semua dan semoga bermanfaat.


Rabu, 25 Juli 2012

PENGEMBANGAN MODEL WISATA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH


Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran akan berhasil dengan baik jika semua komponen tersebut saling mendukung.

Dit. Tendik (2010) menyatakan bahwa salah satu prinsip paling penting dari psikologi pendidikan adalah guru tidak boleh semata-mata memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri. Guru dapat membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi siswa, dengan memberikan ide-ide, dan dengan mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan sendiri ide-ide. Guru mengajak siswa agar menyadari dan menggunakan strategi-strategi mereka sendiri dalam belajar. Guru dapat memberikan berbagai cara kepada siswa agar dapat membantu mereka mencapai tingkat pemahaman yang lebih tinggi, tetapi harus di upayakan sendiri siswa yang melakukannya.

Keberhasilan pelaksanaan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sumber daya pendidikan, yaitu segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan. Sumber daya pendidikan tersebut meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana (UU Sisdiknas, 2003). Menurut Warpala (2005), salah satu masalah belajar dan pembelajaran adalah belum digabungkannya pandangan-pandangan yang bermanfaat mengenai kondisi belajar ke dalam desain pembelajaran. Desain pembelajaran atau desain instruksional adalah pendekatan secara sistematis dalam pengembangan dan perencanaan sarana serta alat untuk mencapai kebutuhan dan tujuan instruksional (Anasuryana09, 2012). Desain sistem instruksional meliputi perencanaan, pengembangan, implementasi, dan evaluasi instruksional. Komponen seperti instruktur, peserta didik, materi, kegiatan instruksional, sistem penyajian materi dan kinerja lingkungan belajar saling berinteraksi dan bekerjasama untuk mewujudkan hasil yang dikehendaki.

Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Sekolah sebagai tempat untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran dengan segala komponen sumberdaya pendidikannya diharapkan merupakan tempat yang nyaman dan menyenangkan bagi peserta didik. Dit. Tendik (2010) menyatakan bahwa belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami apa yang mereka pelajari bukan mengetahuinya, oleh karena itu para pendidik telah berjuang dengan segala cara dengan mencoba untuk membuat apa yang dipelajari siswa disekolah agar dapat dipergunakan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Pengelolaan pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan, salah satunya yang diusulkan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan wisata.

Pengelolaan pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan wisata sangat sejalan dengan program pemerintah. Peraturan Pemerintah Nomor  19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 19 ayat (1) menyatakan bahwa Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik. I Nyoman Degeng dalam Soejanto (2010) menyebutnya penyelenggaraan pembelajaran tersebut sebagai pembelajaran i2m3 (interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi). Dit. Tendik (2010) menyebut pembelajaran tersebut sebagai PAIKEM yang merupakan singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inspiratif/Interaktif/Inovatif, Kritis/Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi.

Soejanto (2010) menyatakan bahwa model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran.
Sekolah yang nyaman diharapkan dapat mengubah sikap peserta didik menjadi dinamis, demokratis, aktif, kolaboratif, dan ceria. Sekolah bagi anak-anak jauh dari gambaran keadaan tempat yang menjemukan, apalagi menakutkan, tetapi mencerdaskan secara komprehensif (Soejanto, 2010). Upaya menciptakan suasana sekolah yang nyaman dengan pendekatan wisata dapat mengadopsi model pendidikan rekreasi. Pendidikan Rekreasi proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Pengertian pendidikan rekreasi yang lain adalah suatu program pendidikan non-formal yang menyediakan kesempatan bagi setiap individu untuk mengembangkan keterampilan jasmani, sikap sosial, mental kebiasaan dan penghayatan (psiko-sosial) dan keterampilan intelektual (kognitif) secara harmonis dan proporsional yang pada gilirannya nanti akan membentuk kepribadian serta tingkah laku seseorang (Elani, 2009).

Wikipedia (2010) menyatakan bahwa rekreasi berasal dari bahasa Latin, re-creare, yang secara harfiah berarti 'membuat ulang'. Rekreasi merupakan aktivitas yang dilakukan oleh orang-orang secara sengaja sebagai kesenangan atau untuk kepuasan, umumnya dalam waktu senggang. Rekreasi umumnya berdampak pada rasa senang tingkat kesehatan fisik dan mental manusia. Oleh karena itu dalam pembelajaran berbasis kompetensi dengan pendekatan wisata perlu dilakukan desain pada semua komponen sumberdaya pendidikan agar memenuhi kepuasan peserta didik.

Sumber: diolah dari berbagai sumber

Senin, 31 Januari 2011

Probiotik, Prebiotik dan Sinbiotik

PROBIOTIK-PREBIOTIK-DAN-SINBIOTIK

 
Istilah probiotik, prebiotik, dan sinbiotik sering kita lihat pada kemasan produk makanan (pangan) maupun non pangan. Produk dengan kandungan probiotik/prebiotik/sinbiotik dipromosikan memiliki kelebihan dibandingkan dengan makanan sejenis yang tanpa penambahan unsur tersebut. Apa maksud dari ketiga istilah tersebut?

Probiotik adalah bakteri hidup yang diberikan sebagai suplemen makanan yang mempunyai pengaruh menguntungkan pada kesehatan pada manusia dan binatang, dengan memperbaiki keseimbangan mikroflora intestinal. Mikroflora yang digolongkan sebagai probiotik adalah yang memproduksi asam laktat terutama dari golongan Lactobacilli dan Bifidobacteria.

Probiotik yang efektif harus memenuhi beberapa kriteria :
1) memberikan efek yang menguntungkan pada host, 
2) tidak patogenik dan tidak toksik, 
3) mengandung sejumlah besar sel hidup, 
4) mampu bertahan dan melakukan kegiatan metabolisme dalam usus, 
5) tetap hidup selama dalam penyimpanan dan waktu digunakan, 
6) mempunyai sifat sensori yang baik, 
7) diisolasi dari host.

Efek kesehatan yang menguntungkan dari probiotik adalah :  
1) memperbaiki keluhan malabsorsi laktosa, 
2) meningkatkan ketahanan alami terhadap infeksi di usus, 
3) supresi kanker, 
4) mengurangi kadar kholesterol darah, 
5) memperbaiki pencernaan, 
6) stimulasi imunitas gastrointestinal.

Prebiotik adalah nondigestible food ingredient yang mempunyai pengaruh baik terhadap host dengan memicu aktivitas, pertumbuhan yang selektif, atau keduanya terhadap satu jenis atau lebih bakteri penghuni kolon. Prebiotik pada umumnya adalah karbohidrat yang tidak dicerna dan tidak diserap, biasanya dalam bentuk oligosakarida dan serat pangan.

Food ingredient yang diklasifikasikan sebagai prebiotik harus:
1) tidak dihidrolisa dan tidak diserap dibagian atas traktus gastrointestinal sehingga dapat mencapai kolon tanpa mengalami perubahan struktur dan tidak diekskresikan dalam feses
2) substrat yang selektif untuk satu atau sejumlah mikroflora yang menguntungkan dalam kolon, jadi memicu pertumbuhan bakteria
3) mampu merubah mikroflora kolon menjadi komposisi yang menguntungkan kesehatan

Sinbiotik (Eubiotik) adalah kombinasi probiotik dan prebiotik. Penambahan mikroorganisme hidup (probiotik) dan substrat (prebiotik) untuk pertumbuhan bakteri misalnya fructooligosaccharide (FOS) dengan bifidobacterium atau lactitol dengan lactobacillus. Keuntungan dari kombinasi ini adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri probiotik oleh karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk fermentasi sehingga tubuh mendapat manfaat yang lebih sempurna dari kombinasi ini.

Sumber: http://cinta1slam.wordpress.com/2008/06/23/probiotik-prebiotik-dan-sinbiotik/

Rabu, 15 Desember 2010

PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM


PANEN DAN PENANGANAN PASCA PANEN JAMUR TIRAM


A.   PENDAHULUAN

Panen dan penanganan pasca panen merupakan kegiatan akhir dari proses budidaya jamur. Pemanenan sangat berpengaruh terhadap kualitas jamur yang dipanen, termasuk didalamnya adalah kualitas dan daya tahan jamur yang dipanen. Teknik panen yang kurang baik bahkan dapat mengakibatkan kerusakan media tumbuh jamur yang pada akhirnya mengurangi produktivitas jamur yang dihasilkan.

Penanganan jamur setelah panen dapat mempengaruhi kualitas jamur, bila penanganan pasca panen kurang baik biasanya kualitas jamur kurang baik. Contoh penanganan pasca panen yang kurang baik adalah pengemasan dan penyimpanan yang kuran baik sehingga penampilan jamur menjadi tidak menarik, bahkan cenderung rusak.

B.   PANEN

Panen jamur pada satu media tanam dapat dilakukan beberapa kali. Media tanam jamur dengan ukuran± 800 gram dapat panen selama 4-5 kali. Jarak waktu antara panen pertama dan kedua secara umum terjadi antara 7-14 hari. Namun demikian kecepatan pertumbuhan tersebut juga sangat dipengaruhi konisi lingkungan tempat pertumbuhan jamur yang digunakan. Kegiatan pemanenan sangat menentukan kualitas jamur yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam pemanenan perlu memperhatikan beberapa hal antara lain penentuan saat panen dan teknik pemanenan itu sendiri.
    
Pemanenan dilakukan pada saat jamur mencapai pertumbuhan yang optimal, yakni ukurannya cukup besar, tetapi tudungnya belum mekar penuh (ditandai pada bagian pinggir tudung jamur masih terlihat utuh/belum pecah-pecah). Ukuran diameter jamur yang siap dipanen rata-rata mencapai 5-10 cm. Pemanenan biayanya dilakukan 3-5 hari setelah calon jamur mulai tumbuh. Waktu pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari agar kesegaran jamur dapat dipertahankan, dan untuk mempermudah dalam pemasarannya. Namun demikian pemanenen dapat juga dilakukan pada waktu yang lain sesuai dengan kebutuhan pasar.

Gambar Jamur siap panen.

Pemanenan jamur dilakukan dengan teknik/cara mencabut seluruh  tanaman jamur yang ada. Pemanenan tidak dapat dilakukan dengan memotong bagian/cabang jamur yang berukuran besar saja, sebab sisa jamur yang ditinggalkan tersebut tidak akan tumbuh menjadi besar, bahkan akan layu/mati. Hal ini disebabkan pada satu tanaman mempunyai stadia tumbuh yang sama. Pencabutan tanaman sampai ke akarnya dimaksudkan untuk menghindari adanya sisa akar atau batang tertinggal, sehingga dapat merusak media (media menjadi busuk) yang dapat berakibat merusak pertumbuhan jamur selanjutnya.

Jamur yang telah dipanen (dicabut), pada bagian akarnya masih banyak menempel kotoran berupa serbuk kayu (media tumbuh), sehingga pada bagian akar tersebut harus dibersihkan dengan memotong bagian tersebut dengan menggunakan pisau yang bersih (lebih baik pisau stainless steel). Dengan cara tersebut, disamping kebersihan jamur lebih terjaga, daya simpan jamur menjadi lebih lama. Pemotongan bagian jamur tidak perlu dipotong pada setiap cabang-cabangnya, sebab apabila hal tersebut dilakukan akan memacu tingkat kerusakan jamur, seperti cepat layu atau cepat busuk.
 
Gambar Pemanenan jamur dengan cara mencabut


C.   PENANGANAN PASCA PANEN

Pemasaran jamur dapat dilakukan dengan menggunakan kemasan (biasanya menggunakan cawan styrofoam dan ditutup dengan plastik film) atau tanpa kemasan. Apabila jamur tersebut dijual dengan kemasan, masalah transportasi dalam pemasaran tidak begitu bermasalah. Akan tetapi bila pemasaran dilakukan tanpa kemasan, apabila lokasi pasar cukup jauh maka dalam pemasarannya perlu wadah yang terlindung dari sinar matahari tetapi mempunyai aerasi yang  cukup. Oleh karena itu apabila pemasaran dilakukan dalam jumlah besar dan jauh, hendaknya menggunakan kendaraan yang dilengkapi dengan pendingin.

Selasa, 14 Desember 2010

WEDANG SECANG MINUMAN TRADISIONAL YANG SEGAR, NIKMAT DAN BERKHASIAT

Indonesia merupakan laboratorium tanaman obat terbesar di dunia, karena sekitar 80% herbal dunia tumbuh di sini. Indonesia memiliki 35.000 jenis tumbuhan tingkat tinggi, 3.500 diantaranya dilapoakan sebagai tumbuhan obat (Trubus, 2010). Berbagai minuman tradisional untuk mengatasi masalah kesehatan banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia sejak jaman dulu. Teh secang atau lebih dikenal sebagai wedang secang merupakan salah satu jenis teh herbal yang ada di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, maupun Jawa Timur. Wedang secang biasanya dijual di pasar tradisional dalam bentuk ramuan herbal (teh herbal).

Teh herbal (tisane, herbal tea) adalah sebutan untuk ramuan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering dalam membuat minuman (http://id.wikipedia.org/wiki/Teh_herbal). Teh herbal merupakan infus atau tisane yang terbuat dari berbagai daun, bunga, buah, atau jamu (Ni Maosing, 2010). Salah satu cara penyajian minuman/teh herbal tersebut adalah dalam bentuk simplisia.

Pengertian wedang secang ada berbagai macam namun pada intinya wedang secang dapat didefinisikan sebagai minuman tradisional berwarna merah yang berasal dari pewarna alami dari secang dan beraroma segar karena mengandung berbagai rempah-rempah di dalamnya. Wedang secang pada awalnya merupakan minuman tradisional keraton Yogyakarta dan masyarakat Jawa Tengah (Trubus, 2010). Sedangkan Charisis (2008) dalam Anonim (2008) menyatakan bahwa wedang secang merupakan minuman tradisional secang dianggap merupakan warisan turun-temurun bagi masyarakat di wilayah Desa Seloliman, Kecamatan Trawas, Kabupaten Mojokerto. Minuman tradisional ini diyakini sebagai salah satu minuman favorit Raja Majapahit ini, yang kerap digunakan oleh warga untuk meningkatkan stamina.

Minuman secang biasa disajikan pada kondisi hangat, namun minuman ini dapat juga disajikan dalam kondisi dingin. Bahkan untuk meningkatkan kesegarannya, bagi yang menyukai rasa asam dapat menambahkannya dengan air jeruk nipis. Menurut Ristina (2009), Manfaat wedang secang antara lain dapat mengatasi gangguan pembuluh darah koroner yang menyempit, dan berfungsi mengurangi tekanan darah sehingga perdaran darah menjadi lancar. Selain itu wedang secang juga bermanfaat untuk menghangatkan tubuh, mencegah masuk angin, dan member rasa nyaman pada perut (Trubus, 2010).

1. Bahan-bahan pembuat wedang secang
Jenis dan jumlah bahan yang digunakan untuk membuat wedang secang berbeda-beda dari masing-masing daerah, bahkan dari bisa berbeda antara penjual ramuan wedang secang. Beberapa komposisi wedang secang baik dijual dalam bentuk racikan maupun yang diperoleh berdasarkan kajian referensi disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Aneka formulasi teh secang









diolah dari berbagai sumber

2. Secang dan Manfaatnya
Secang (Caesalpinia sappan L.) adalah tumbuhan berwujud pohon anggota suku polong-polongan (Fabaceae). Tumbuhan ini berasal dari Asia Tenggara Kepulauan dan mudah ditemukan di Indonesia. Kulit kayunya dimanfaatkan orang sebagai bahan pengobatan, pewarna, dan minuman penyegar. Hingga abad ke-17 kulit kayunya menjadi bagian dari perdagangan rempah-rempah dari Nusantara ke berbagai tempat di dunia.

Secang dikenal dengan berbagai nama, seperti seupeueng (Aceh), sepang (Gayo), sopang (Toba), lacang (Minangkabau), secang (Sunda), secang (Jawa), secang (Madura), sepang (Sasak), supa (Bima), sepel (Timor), hape (Sawu), hong (Alor), sepe (Roti), sema (Manado), dolo (Bare), sapang (Makasar), sepang (Bugis), sepen (Halmahera selatan), savala (Halmahera Utara), sungiang (Ternate), roro (Tidore), sappanwood (Inggris), dan suou (Jepang). Secang berasal dari Asia Tenggara Kepulauan dan mudah ditemukan di Indonesia. Kulit kayunya dimanfaatkan orang sebagai bahan pengobatan, pewarna, dan minuman penyegar (Anonim, 2010).

Secang tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Batang kayu secang dapat dipotong-potong, namun secara umum kayu secang sering dijual di dalam bentuk serutan. Tanaman secang tumbuh pada tempat terbuka sampai ketinggian 1.000 m dpl., seperti di daerah pegunungan yang berbatu tetapi tidak terlalu dingin. Secang tumbuh liar dan kadang ditanam sebagai tanaman pagar atau pembatas kebun. Perdu atau pohon kecil, tinggi 5-10 m, batang dan percabangannya berduri tempel yang bentuknya bengkok dan letaknya tersebar, batang bulat, warnanya hijau kecoklatan. Daun majemuk menyirip ganda, panjang 25-40 cm, jumlah anak daun 10-20 pasang yang letaknya berhadapan. Anak daun tidak bertangkai, bentuknya lonjong, pangkal rompang, ujung bulat, tepi rata dan hampir sejajar, panjang 10-25 mm, lebar 3-11 mm, warnanya hijau. Bunganya bunga majemuk berbentuk malai, keluar dari ujung tangkai dengan panjang 10-40 cm, mahkota bentuk tabung, warnanya kuning. Buahnya buah polong, panjang 8-10 cm, lebar 3-4 cm, ujung seperti paruh berisi 3-4 biji, bila masak warnanya hitam. Biji bulat memanjang, panjang 15-18 mm, lebar 8-1 1 mm, tebal 5-7 mm, warnanya kuning kecoklatan. Panenan kayu dapat dilakukan mulai umur 1-2 tahun. Kayunya bila digodok memberi warna merah gading muda, dapat digunakan untuk pengecatan, memberi warna pada bahan anyaman, kue, minuman atau sebagai tinta. Perbanyakan engan biji atau stek batang (Anonim, 2010).

Kayu secang bermanfaat untuk mengobati diare, disentri, batuk darah (TBC), luka dalam, sifilis, darah kotor, muntah darah, berak darah, luka berdarah, memar berdarah, malaria, tetanus, tumor, radang selaput lendir mata, pengobatan setelah bersalin, dan lain-lain. Ekstrak kayu secang hasil penapisan mengandung lima senyawa aktif yang terkait dengan flavonoid baik sebagai antioksidan primer maupun antioksidan sekunder (Safitri, 2002 dalam Udju D. Rusdi dkk, 2005). Flavonoid yang terdapat dalam ekstrak kayu secang memiliki sejumlah kemampuan yaitu dapat meredam atau menghambat pembentukan radikal bebas hidroksil, anion superoksida, radikal peroksil, radikal alkoksil, singlet oksigen, hidrogen peroksida (Shahidi, 1999; Miller, 2002 dalam Udju D. Rusdi dkk, 2005). Secara umum pemakaian kayu secang untuk diminum adalah 3-9 g, direbus, sedangkan untuk pemakaian luar, kayu secang direbus, airnya digunakan untuk mencuci luka, luka berdarah atau dipakai untuk merambang mata yang meradang (Anonim, 2010).

Secang mempunyai sifat kimiawi dan efek farmakologis sepat tidak berbau, menghentikan perdarahan, pembersih darah, pengelat, penawar racun dan antiseptik. Kandungan kimia kayu secang adalah asam galat, tanin, resin, resorsin, brasilin, brasilein, d-alfa-phellandrene, oscimene, minyak atsiri. Daun: 0,16%-0,20% minyak atsiri yang berbau enak dan hampir tidak berwarna. Ekstrak kayu secang mempunyai kemampuan anti oksidan sangat nyata paling baik dari pada vitamin C maupun vitamin E, dan mampu meningkatkan SAT dari 2,39-mmol/L menjadi 4,38-7,58 mmol/L (Udju D. Rusdi, 2005).